Sabtu, 13 Desember 2008

komentar "Dampak krisis akan muncul tahun 2009"

Harian Kompas ,tanggal 14 desember 2008
Betul pak Ginandjar , Bahwa bila pemerintah tidak kritis dan lengah dalam mengambil keputusan untuk menstimulus ekonomi negara ini, menjaga kestabilan ekonomi,
keuangan,hukum, sosial dan keamanan, bukan tidak mungkin akan terjadi gejolak multi dimensi dan krisis seperti tahun 1998 . Bahkan lebih berat karena belum dewasanya demokrasi Negara ini.
Saat ini team ekonomi pemerintah dalam mengambil keputusan2 masih dalam jalur yang tepat, dapat dilihat bahwa pemilik modal dalam negeri tidak ikut2an untuk melepas saham2 yang mereka pegang. mereka jakin sampai saatnya nanti saham2 tersebut harganya dapat naik kembali . Harga bahan bakar turun,
Tidak terjadi penarikan dana tabungan yang besar,dan masyarakat tidak panik ,dan tidak memborong keperluan sehari-hari seperti yang terjadi pada krisis tahun 1998.
Tapi yang jelas pertumbuhan di sektor real akan turun lebih dari separuh, hal ini yang akan memberatkan pengusaha maupun pekerja, apalagi terpaksa terjadi phk atau pekerja yang dikontrak tidak lagi diperpanjang kontraknya.
Di bulan Januari 2009 di harapkan dana perbankan dapat menggulir lagi, yang mana sempat distop untuk konsilidasi likwiditas serta dalam upaya menghentikan spekulasi valuta asing oleh masyarakat.
Sehingga perdagangan valuta asing dapat stabil pada keseimbangan baru dan bunga bank diharapkan ikut turun untuk mempermudah dunia usaha.Sayangnya
beberapa komoditi seperti,:coklat,karet,minyak sawit dll. harganya juga jatuh semuanya itu disebabkan eksport terhenti atau berkurang.menurut perkiraan saya komoditi ini tidak terlalu lama akan pulih lagi.
Semoga pemerintah dapat bekerja ekstra keras mengawal situasi krisis financial global dan kita masyarakat jangan ikut2 mempersulit situasi dengan membantu pemerintah menjaga keamanan dan turut meningkatkan ikat pinggang serta memakai sebanyak=banyaknya produksi dalam negeri,
salam

balog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar